Sosma Cerpen Festival

Bahasa Cinta dari Sepiring Nasi

Suatu hari didesa Indragiri pagi hari ada seorang ibu-ibu bertanya ketika saya baru terbangun setelah menikmati lelapnya malam, “aa tos tuang teu acan? (kaka udah makan atau belum)?” lalu saya yang masih setengah sadar pun menjawab “teu acan bu (belum bu)”, setelah mendengar jawaban saya ibu tersebut mengajak saya makan dari rumahnya, 1 tahun sebelum hari itu kali pertama saya mendapat pengalaman untuk terjun ke desa yang sangat berbeda jauh dengan kehidupan dikota, saya sangat bingung ketika pertama kali melakukan pengabdian atau orang orang sebut KKN.

Sosma Cerpen Festival

Sangat konyol alasan saya ingin mengikuti KKN hehe, hanya karena menonton horror yang bernuansa KKN, saya tidak pernah membayangkan akan ikut hal hal semacam KKN, tapi hal tersebut malah menjadi semangat untuk saya selalu datang ke kampus hehe. Okey balik lagi ke hari dimana saya melakukan KKN, walau saya merasakan kebingungan tapi saya sangat senang untuk melakukan pengabdian pertama saya, cukup kikuk dihari pertama saya tapi saya mencoba untuk berbaur dengan warga desa Indragiri, sembari melaksanakan program yang sudah dirancang tetapi tidak lupa setelah melakukan program selalu bermain dengan anak-anak didesa yang selalu minta ‘pepesawatan’ atau ‘puir puiran’ hehe, itu istilah yang biasa digunakan oleh anak anak desa ketika mau digendong oleh saya, asik sekali ketika bisa bermain dengan anak-anak didesa tetapi kadang kali saya merasa sangat Lelah, wajar saja energi anak-anak desa serasa tidak ada habisnya.

Sosma Cerpen Festival

Saat itu saya mendapat sebagai penanggung jawab tim Pembangunan, yaitu tim yang berfokus kepada peningkatan fasilitas umum desa, sebagai program utama kami memutuskan untuk memperbaiki Drainase dari Kampung Ciparay yang cukup membahayakan warga, selama pelaksanaan Pembangunan Drainase tersebut kami dibantu oleh warga,

mulai dari penggalian jalur Drainase yang baru lalu memasang u ditch yaitu beton berbentuk leter U yang sudah disiapkan sebelumnya, karena sangat berat maka untuk memasang satu buah  u ditch memerlukan setidaknya 10 orang, tapi sayangnya saat pemasangan u ditch sudah selesai warga merasa Drainase terlalu dalam sehingga beresiko air tidak mengalir dengan maksimal, maka kami dan warga pun membongkar Kembali u ditch yang telah dipasang dan menambah ketinggian tanah dengan pasir lalu memasang u ditchnya Kembali.

Saat Pembuatan Drainase sudah selesai, tiba-tiba warga atau lebih tepatnya ibu-ibu di kampung tersebut membawakan kami makanan liwet untuk kami santap Bersama-sama ditengah lapangan, gelak tawa pun tertuai di lapangan tersebut hari itu antara warga dan mahasiswa yang sudah kelelahan karena memang kebanyakan dari kami tidak terbiasa melakukan kegiatan fisik seperti ini hehe biasaaa remaja jompo, dengan menu ikan asin, tahu, tempe, dan sambal sangat nikmat apalagi kami sudah kelelahan semua hehe, hari itu menjadi awal saya merasakan kehangatan dari warga kampung ciparay.

KKN dilakukan tepat pada bulan Agustus dan akan banyak lomba yang diadakan di lapangan Desa salah satunya lomba PBB ibu-ibu, saat itu 1 minggu sebelum perlombaan baru akan mengadakan Latihan untuk lomba tersebut dan alhamdulillahnya saya mendapat Amanah untuk melatih ibu-ibu kampung ciparay berlatih PBB dengan waktu seminggu dan pasukan yang belum terbentuk sama sekali.Saya melatih PBB dibantu dengan 3 rekan saya yaitu Rara, Auliya, dan Edlyn. Dengan waktu yang cukup singkat saya memaksimalkan waktu yang ada dengan berlatih 2 kali sehari yaitu saat sore hari dan juga malam setelah shalat isya,  udara malam sangat dingin menusuk kulit saya membuat saya harus menggunakan minimal 2 jaket tebal dan sarung setiap malamnya, hari demi hari saya jalani membantu ibu-ibu kampung ciparay untuk mempersiapkan pasukan lomba tepat di hari kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 2023. Setiap hari bertemu dan berinteraksi dengan ibu-ibu membuat saya semakin dekat dengan warga.

Tepat dihari kemerdekaan dan ibu-ibu yang sudah berlatih Bersama saya harus tampil menunjukan hasil Latihan mereka selama 1 minggu full tanpa istirahat, saya tidak berekspektasi tinggi terhadap penampilan ibu-ibu karena memang waktu persiapan yang sangat mepet dan juga kesibukan pelaksanaan program KKN dan juga ibu-ibu yang setiap harinya harus berkebun. Saya hanya menitipkan pesan kepada ibu-ibu untuk tampil lepas tanpa beban, fokus terhadap aba-aba yang diberikan danton, dan alhamdulilahnya pasukan tersebut tampil memukau jauh lebih baik dari Latihan biasanya, sangat rapih dan chemistry pasukan sangat terbentuk sehingga membuat saya sangat senang dan bersyukur karena sudah tampil maksimal dengan persiapan yang sangat minim.

Setelah tampil saya mengucapkan salam perpisahan kepada ibu-ibu kampung ciparay dan juga ketua RW yang hadir saat setelah lomba PBB, cukup sedih karena keesokan harinya kami seluruh mahasiswa harus pulang kerumah. Cukup berat mengucapkan salam perpisahan sampai saya dan beberapa warga meneteskan air mata, alhamdulilah di kategori PBB ibu-ibu kami mendapat juara ketiga dan banyak mengucap terima kasih kepada saya dan ketiga rekan saya, juara tersebut menjadi kenang-kenangan yang indah antara saya dan warga, Lomba tersebut membuat saya kenal Sebagian besar warga desa.

Malam setelah perlombaan kami mahasiwa mengadakan acara yang Bernama “malam puncak” dengan menampilkan penampilan anak-anak dan video singkat kegiatan kami selama KKN, banyak tangisan yang muncul dimalam tersebut karena sedih esok hari harus sudah pulang,

padahal kami sudah merasa hangat keluarga di kampung ciparay ini, banyak dari kami yang memang sudah dianggap anak sendiri oleh warga di kampung ciparay ini, setelah penampilan dari anak-anak kami membuat api unggun sambil saling meminta maaf satu sama lain baik dengan sesama mahasiswa dan juga warga desa. Esok hari kami untuk terakhir kalinya kami makan Bersama warga dirumah masing-masing.

Tiga bulan kemudian saya melaksanakan pengabdian lagi didesa Indragiri namun bukan di kampung Ciparay yang diadakan oleh Jurusan saya, kampung tersebut Bernama Sinumbra. Di Sinumbra lebih sering kedatangan mahasiswa KKN dibandingkan kampung Ciparay, namun tidak mengurangi semangat kami untuk melaksanakan pengabdian, justru menambah semangat kami untuk lebih baik dibanding mahasiswa lain yang pengabdian di Sinumbra, banyak program yang kami lakukan di sana tetapi tetap yang menjadi kenangan manis adalah kedekatan dengan warga disana.

Pengabdian kedua kali untuk saya cukup berkesan, yang paling berkesan sudah pasti kehangatan saya dan warga dirumah, saya tinggal selama kurang lebih 10 hari dirumah milik pak Tatang ‘Charles’, terdengar unik bukan Namanya hehe, namun nama ‘Charles’ bukanlah nama aslinya, ‘Charles’ merupakan singkatan dari ngenCAR ngereLES yang memiliki arti (kalau sudah pergi tidak pulang pulang) dan itukan kebiasaan pak Tatang saat kecil dan istri pak Tatang Bernama bu Enung.

Setiap sore hari saya dan bu Enung selalu memasak untuk makan malam, dan makan malam selalu menjadi momen indah, karena banyak cerita yang tertuang di makan malam tersebut sembari saya selalu kepedesan memakan sambar yang resepnya saya buat sendiri, ya memang saya suka sambal tapi jika sambalnya terlalu pedas saya tidak kuat hehe, masih sama seperti beberapa bulan lalu di Ciparay, kesamaannya dimalam terakhir kami mengadakan acara Malam Puncak.

Sembilan bulan kemudian saya melakukan pengabdian lagi di Indragiri yang dilaksanakan di 2 Kampung yaitu Ciparay dan Persil, pengabdian di Persil sangat intimewa karena pertama kalinya ada kegiatan pengabdian menyentuh Persil dari seluruh kampus, 12 hari kami tinggal di Persil sangat berkesan, apalagi akses kendaran yang sangat sulit dan saya harus pulang pergi Ciparay-Persil. Anak-anak persil Setiap saya ke Persil saya tinggal di rumah pak Tatang dan istrinya Bu Dewi, serasa sudah dekat dengan nama “Tatang” hehe sehingga walaupun tidak lama saya di Persil tapi sudah merasa sangat dekat dan dianggap anak sendiri oleh Pak Tatang dan Bu Dewi, saya rasa yang membuat kami dekat lagi dan lagi adalah makan malam Bersama, Bu Dewi selalu memasak untuk kami sarapan dan makan malam disana, sangat enak makan disana karena kehangatan dari bu Dewi dan Pak Tatang.

Pulang pergi Ciparay-Persil pun cukup berkesan ketika berada di Ciparay, karena warga yang selalu bertanya “A Ijul tos tuang teu acan? (ka ijul udah makan belum?” ya itulah perkataan warga kampung Ciparay setiap bertemu saya, dan mereka selalu mengajak makan saya dirumahnya, banyak sekali yang mengajak saya makan dirumahnya sehingga saya tidak pernah merasakan kelaparan, dan itulah yang membuat saya merasakan seperti dirumah sendiri, cukup terharu saya setiap makan dirumah warga mengingat keabaikan yang mereka berikan kepada saya, bahkan ada satu waktu warga datang ke posko tempat saya tinggal hanya untuk mengajak saya makan dirumahnya, BAAAAIKKKK SEKALIIIII membuat saya terharu, karena saya hanya pendatang yang datang setahun lalu tapi sungguh merasakan INI RUMAH SAYA.

Saat malam ke 14 sama seperti pengabdian sebelumnya kami mengadakan acara penutupan yaitu lomba volley dan juga Malam Puncak, setelah malam puncak saya diundang makan oleh pak Dim Dim dirumahnya, saya sudah menganggap seperti orang tua sendiri.

Setelah makan, saya Kembali kelapangan untuk…… yap beres beres, cukup banyak yang harus dibereskan sampai jam setengah 2 malam baru saya dengan lutfi dan aldava pulang ke posko, lalu kami pun terlelap dengan cepat.Pagi harinya kami pun harus segera membereskan barang-barang dan mengangkutnya ke dalam truk tantara, kami pulang menggunakan 2 truk dan belasan sepeda motor, butuh waktu kurang lebih 2 jam untuk mengangkut barang kedalam truk, salam perpisahan diberikan oleh warga ke mahasiswa.

Pengabdian sudah selesai pada hari ke 15, namun cerita saya belum usai karena saya tinggal lebih lama untuk mengikuti hari kemerdekaan di desa Indragiri,  singkat cerita saya pulang sehari untuk mengantar Aldava dengan niat mengambil motor dirumahnya, namun saat sudah pulang motornya tidak bisa digunakan karena digunakan kerja, yang asalnya kami mau menambah hari ber 4 tapi karena kendala tersebut hanya bisa ber 2 dengan Aldava, kami berdua sampai Ciparay sore hari dan langsung beristirahat untuk esok hari, kami berdua sudah dibelikan makan oleh a hamdan, a Hamdan merupakan seorang alumni di salah satu perguruan tinggi negri yang sedang melakukan penelitian di kebun dekat Ciparay, setelah makan kami pun beristirahat dan tidur.

Keesokan paginya saya mengikuti arak-arakan antar RW di desa Indragiri, Ciparay mendapat urutan ke 2 dan saya mendapat peran sebagai mandor kebun, kali kedua saya mengikuti arak-arakan di desa Indragiri dan selalu seru, karena arak-arakan disini sangat unik ada yang jadi tuyul, ada yang jadi tawanan, ada yang menjadi, penjajah dan masih banyak lagi. Setelah arak-arakan langsung ke upacara kemerdekaan RI dilapangan, barulah setelah upacara dilanjutkan oleh berbagai lomba, saya menunggu hingga sore hari namun sayangnya kami ketinggalan oleh truk untuk pulang. Ditemani oleh Aldava dan warga desa yaitu Pak undang, kami berjalan kaki menuju Kampung Ciparay, baru seperempat perjalanan kami bertemu dengan mobil pick up dan menumpang, Sesampainya di Ciparay kami langsung istirahat. 

Saat sore setelah sampai saya memasak untuk makan malam dengan menu full karbohidrat nasi putih, mie goreng, dan kentang krispi. Menu yang sangat tidak dianjurkan tapi ya bagaimana lagi kami memiliki bahan makanan dan keterampilan memasak yang seadanya hehe, saat sudah selesai memasak saya ditelepon oleh warga yaitu mak Juju “A tos emam teu acan? ema tos ngadamel pindang (ka udah makan atau belum? Ema udah bikin pindang)” lalu saya yang baru selesai memasak bilang “Atos ma nembe masak (Sudah ma baru beres masak)” karena saya baru beres masak dan tidak bisa untuk dilanjutkan besok, maka saya memutuskan sarapan esok pagi di mak Juju karena daya tahan Pindang yang cukup awet. 

Hari terakhir cukup haru bagi saya dan Aldava, pagi hari saat hari terakhir tiba-tiba dua warga datang ke posko dan memberi kami berdua oleh-oleh bubuk the yang cukup banyak, tepat pukul 7 pagi saya dan Aldava diantar oleh pak Undang kerumah Ma Juju untuk sarapan yang sedari kemarin sore kami rencanakan. Saat sudah sampai kami sarapan dengan ikan Pindang buatan Mak juju yang sangat enak, sambil banyak bercerita waktu seakan tak terasa, setelah sarapan saya Kembali keposko untuk beres-beres barang karena sangat banyak barang yang perlu kami berdua ambil kerumah dan membawanya dengan motor beat kecil saya,Setelah mengambil barang yang di tiap rumah warga dan membereskannya, kami berdua beristirahat sampai Dzuhur, setelah Dzuhur kami berpamitan kesetiap warga Kampung Ciparay dan diberi oleh-oleh cukup banyak, contohnya Waluh oleh Ma Juju,

Selain Ma Juju masih banyak yang memberi oleh-oleh kepada saya dan Aldava.

Kami menyempatkan untuk berpamitan dengan pak Tatang dan Bu enung di kampung sinumbra dan sedikit kaget karena buah Strawberry yang harus saya bawa kurang lebih sebanyak 6 KG, Sebagian memang sudah dipesan tapi ibu memberikan kami lebih, yang menjadi masalah adalah bagaimana kami membawanya dengan barang bawaan sebegitu banyaknya, lalu kami mencari cara dan memaksakan untuk membawa semuanya tanpa meninggalkan apapun, rencana awal kami akan meninggalkan Sebagian barang di Sinumbra dan mengambilnya lain kali,

Kami berdua memaksakan untuk membawa semuanya berdua dan alhasil mengalami sakit badan ☹

Begitulan kisah pengabdian saya yang penuh lika-liku, semoga ini menjadi awal bagi saya untuk semakin bermanfaat untuk khalayak ramai

Panjang Umur Pengabdian!

Rafa Shafiyah

Sebuah Jeruk dan Cita-cita

Halo semuanya! kenalin aku Rafa Shafiyah dari jurusan Akuntansi prodi D4 Akuntansi. Sekarang aku berada di tingkat dua alias baru aja masuk semester tiga. Kalo kata orang, aku orangnya ceria banget. Aku suka banget cerita dan juga nulis cerita. So, ini dia cerita aku. 

Sebuah Jeruk dan Cita-cita

Cerita aku ini bermula ketika aku jadi volunteer sahabat poljar bespol 2023, kegiatan volunteer pertama yang aku ikutin semasa aku hidup dan berhasil mengubah banyak hal dalam hidup aku. Waktu semester satu, masa masa kuliah aku tuh ngebosenin banget. Aku juga sering bertanya tanya “kenapa sih aku harus disini?”. Aku Cuma jadi kupu kupu alias kuliah pulang kuliah pulang doang. Males ikut kegiatan apapun dan males berorganisasi. Semuanya bukan tanpa alesan sih, aku masih ga terima dengan apa yang aku jalanin sekarang. 

Masih ga terima masuk akuntansi dan berada disini, masih ga terima juga ketolak audisi JKT48. Aku ngerasa kosong dan ngerasa males banget jalanin semuanya, karena aku udah ngerasa gagal untuk dapetin apa yang aku mau selama ini. Sampai akhirnya di tanggal 9 november aku dapet info soal open volunteer sahabat poljar. Awalnya aku ga terlalu tertarik, tapi dipikir pikir lumayan juga buat nambah pengalaman di kuliah. Sebenernya sempet ragu untuk daftar, karena aku udah coba ajakin temen temen sekelas aku buat daftar tapi gaada yang mau. Soalnya, semasa kuliah temen temen aku ya cuman temen sekelasku karena aku jarang bersosialisai diluar. 

Akhirnya, aku mutusin buat coba daftar sendirian jadi volunteer dengan pengalaman mengajar aku yang seadanya. Pas mau daftar sempet ada yang bilang ke aku katanya “ngapain ikut kaya gitu, buang buang waktu libur aja”. Sempet goyah karena dipikir pikir iya juga ya acaranya kan di hari sabtu, harusnya aku libur dan istirahat dirumah. Tapi, aku tetep daftar dengan alesan pengen coba aja. Awalnya aku sempet takut juga, karena aku ngerasa takut gaada temen, tapi aku tetep coba karena gimanapun aku harus bisa walau ga bareng sama temen temen aku. Aku sempet pesimis karena aku yakin yang daftar ga sedikit, tapi aku tetep coba.

Sampe akhirnya pas pengumuman, nama aku ada di daftar volunteer yang lolos. Jujur aku seneng banget waktu itu, karena akhirnya aku bisa mencoba hal baru di masa perkuliahan aku yang super boring ini. Tapi rasa bimbang tetep ada karena acaranya di hari sabtu. Sempet mikir  buat ngundurin diri, tapi dipikir pikir sayang banget kesempatan ini kalau di sia siain, sedangkan ada yang bener bener mau tapi ga lolos. Waktu simulasi mengajar aku sempet takut gaada temen karena bener bener gaada yang aku kenal. Tapi siapa sangka, dari situ aku malah dapet banyak temen temen baru yang super baik dan seru. Aku masih inget banget temen pertama aku Najma, Febi, Fredi, dan Komang yang ngajarnya bareng aku di kelas dua. Wajah wajah baru dengan karakter yang baru aku temuin. Sempet deg degan pas simulasi, tapi ternyata dibantu sama kakak kakak dari polban mengajar yang baik baik banget. 

Sebuah Jeruk dan Cita-cita

Waktu di hari pelaksanaan ngajar, sebelum berangkat aku sempet ragu lagi. Sempet mikir buat gajadi ikutan karena bener bener ngantuk banget dan jadinya males dan sempet mikir  “ga lagi lagi deh ikutan acara ginian”. Tapi akhirnya aku tetep ikut. Selama di perjalanan aku sempet mikir “nanti disana gimana ya?” “kalo aku gabisa gimana ya?”. Tapi siapa sangka, pas sampe di SD IT Permata, semua kegelisahan aku hilang pas liat senyum ceria adik adik disana. Jujur aku ngerasa bener bener malu pas liat mereka yang penuh semangat. Aku yang sebelum berangkat bener bener males malesan sedangkan mereka bener bener semangat buat nyambut kita. Mereka nyambut dengan semangat dan penuh keceriaan. Semuanya bener bener semangat banget buat belajar bareng kita. Aku yang awalnya sedikit lesu jadi bener bener semangat pas liat mereka. Aku ngerasa aku harus bisa seceria mereka. Aku harus bisa lupain rasa sedih dan cape yang ada.

Waktu masuk di kelas, aku liat raut wajah mereka bener bener happy banget pas kita masuk. Semuanya keliatan seneng dan semangat buat main dan belajar bareng. Pas aku perkenalan semuanya langsung nyambut dengan bilang “Halo kak Rafa!”. Bener bener terharu adik adiknya sesemangat dan seceria itu. Disinilah awal mula hal yang membuat aku bener bener merubah cara pandang aku. 

Waktu para pengajar nanyain cita cita ke adik adik kelas dua, aku mutusin buat coba ngedeket ke mereka dan denger secara lebih dekat apasih yang jadi cita cita  mereka. Jawabannya bervariasi, ada yang bilang jadi dokter, pemain bola, pilot dan lain lain. Yang bikin aku tersentuh  bukan apa profesi yang mereka mau, tapi semangat dan yakinnya mereka saat nyebutin cita cita mereka. Mereka bener bener yakin dengan cita cita yang mereka pilih, walau mereka belum tau kedepannya bagaimana. Entah cita citanya tetep atau berubah. Entah itu bisa tewujud atau engga. Semangat mereka itu bener bener ngingetin aku yang dulu punya cita cita jadi dokter. 

Mereka bener bener ngingetin aku ke diri aku yang dulu, yang penuh keyakinan buat jadi dokter, walau kenyataannya melenceng jauh. Waktu di akhir praktik, kita bagiin jeruk sebagai hadiah. Siapa sangka, mereka bener bener  berterima kasih ke kita, mereka bener bahagia banget padahal itu hanya sebuah jeruk. Sampe ada satu anak yang sempet aku tanya “suka ga makan jeruk?” terus dia jawab “suka kak, enak aku belum pernah makan jeruk” jawab dia sambil malu malu. 

Aku gapernah nyangka, sebuah jeruk bisa bikin orang lain senyum dan bahagia. Padahal mungkin bagi sebagian orang, jeruk ga sespesial itu. Jawaban anak itu bener bener bikin aku terharu, mungkin sebagian dari kita bakal mikir “apasih jeruk doang”, tapi bagi orang lain itu bukan hanya “doang”. 

Sebuah Jeruk dan Cita-cita

Setelah acara beres, banyak hal yang bikin aku jadi kepikiran. Aku ngerasa malu karena kurang bersyukur. Aku yang jarang makan buah padahal udah disediain, tapi diluar sana bahkan ada yang belum pernah ngerasain buah jeruk. Aku juga mikir, kenapa aku harus males malesan kuliah ya?. Aku mungkin gabisa menggapai cita cita di masa kecil aku, aku juga gabisa jadi idol kaya apa yang aku mau, tapi itu semua bukan berarti aku harus berhenti untuk menggapai hal lain. Pertanyaan aku sebelumnya bener bener kejawab. Aku merasa Allah ngasih takdir aku untuk gagal audisi dan harus berada disini salah satunya untuk ketemu adik adik baik seperti mereka. 

Adik adik yang berhasil merubah banyak sudut pandang aku terhadap banyak hal. Aku yang awalnya mikir gamau lagi untuk ikut kegiatan gini, jadi berubah. Aku malah pengen banget bisa sering ketemu adik adik lagi. Seyum dan bahagia mereka bener bener obat banget buat aku. Ini juga menjawab pertanyaan orang yang nanya “ngapain ikut kaya gitu, buang buang waktu libur aja”. Aku merasa aku ga buang buang waktu, malah itu  menjadi waktu yang bener bener berharga  dan pengen aku ulang karena bisa main dan belajar banyak hal sama adik adik. Aku ngerasa bukan aku yang ngajarin mereka, tapi aku yang banyak belajar dari mereka. 

Setelah kegiatan sahabat poljar, banyak temen temen sekelas aku yang jadi tertarik buat ikutan. Mereka yang awalnya ga tertarik tapi setelah ngeliat keseruan aku dari story instagram dan nanya nanya pengalaman aku selama ikut kegiatan itu, mereka jadi pengen ikutan. Dan emang kegiatan itu bener bener seru dan bikin aku belajar banyak hal. Aku gapernah nyesel bisa ikut kegiatan sahabat poljar. 

Bahkan setelah ikut kegiatan sahabat poljar, aku bener bener bertekad untuk masuk komunitas Polban Mengajar dan selalu ikut kegiatan mengajar. Dan alhamdulillahnya, aku bisa join jadi salah satu pengajar muda di Polban Mengajar dan bisa ketemu adik adik lagi untuk waktu yang cukup lama.

Sebuah Jeruk dan Cita-cita

Kalau ditanya pengalaman terbaik apa yang kamu dapetin di 2023, aku bakal jawab pengalaman terbaik di 2023 adalah bisa ikut sahabat poljar dan di 2024 adalah bisa jadi pengajar muda di Polban Mengajar. Perjalanan mengabdi ku mungkin baru dimulai, tapi aku yakin itu akan terus berlanjut.

Wahyu Riyadhy

Melalui Sepucuk Daun Teh

Pekatnya kabut dan hembusan udara dingin pagi hari dan embun segar yang masih menempel. Tidak menyurutkan semangat warga desa Indragiri dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebagaian besar Masyarakat menggantungkan hidupnya pada sebuah pucuk daun teh. Hari itu, 04 Agustus 2022 saya dan beberapa mahasiswa datang untuk belajar, mengabdi dan membantu warga disana, rasanya tidak sabar ingin segera memetik daun teh langsung dari batangnya…

Cuaca disana terik, ditambah sedang sibuk mempersiapkan pembukaan Pengmas Akbar 2022, jadi makin berkeringat dehhh. Satu persatu warga berdatangan, menuju Lokasi pembukaan di lapangan samping masjid. Terlihat antusiasme dan raut wajah warga yang mengharapkan kegiatan ini dapat membekas dihati mereka, hmmm, kala itu hanya bisa menghela nafas dan mengucap “bismillah” semoga acaranya lancar dan warga senang dengan kedatangan kita

Pada hari pelaksanaan saya ditunjuk oleh Ika sebagai ketua tim pemberdayaan Masyarakat meskipun “double job” karena saya juga sebagai koor Sponsorship, tapi dengan senang hati saya menyanggupi dan mengiyakan. Ya ginilah enaknya jadi divisi yang sibuk diawal, di hari pelaksanaan jadi bisa lebih enjoy hehe, oiya disini saya juga bareng Triana buat megang tim Pemberdayaan Masyarakat.

Melalui Sepucuk Daun Teh - Wahyu Riyadhy

Fungsi dan tujuan tim Pemberdayaan Masyarakat antara lain seperti membantu dan mengedukasi warga, membuat program-program berdasarkan kebutuhan pada saat itu dan tentunya pendekatan dengan warga, agar keterlibatan Polban dengan desa Indragiri terus terjaga, sehingga tahun berikutnya kami bisa diterima kembali 

Melalui pengmas akbar, saya jadi merasakan bagaimana rasanya menjadi warga desa Indragiri, yang mata pencaharian utamanya melalui daun teh ada juga yang mempunyai kebun stroberi dan kopi, Bahkan jarang sekali warga yang merantau ke luar, hampir sebagain besar memilih untuk bekerja di tanah kelahiran mereka. Padahal, desa ini desa yang indah, dikelilingi oleh hamparan perbukitan teh dan warga yang sangat ramah. Namun disana akses jalan cukup sulit dan pendidikan yang terbatas, semoga dengan kedatangan kita, bisa memberikan senyum yang lebih lebar lagi untuk anak-anak disana

2 tahun berlalu, masih cukup teringat beberapa kegiatan. Saya, triana, dan tim pemberdayaan lainnya selama 2 minggu merancang dan membuat beberapa program yang bisa diterapkan saat itu, mulai dari program keterlibatan kegiatan sehari-hari masyarakat, perayaan 17 Agustus, renovasi cat madrasah, edukasi stunting serta penanaman pohon kelor

Hari pertama, diawali dengan pendekatan dengan masyarakat seperti  mewawancarai beberapa masyarakat untuk mengobrol dan mengenal lebih jauh mereka, hal ini agar saat merancang program selanjutnya, sudah terdapat Gambaran apa yang akan dilakukan. Dan kebetulan disamping posko ada warga yang sedang membutuhkan bantuan untuk memanen singkong, dan tanpa berpikir Panjang kami langsung menuju Lokasi tersebut untuk membantu warga disana

Melalui Sepucuk Daun Teh - Wahyu Riyadhy

Hari kedua dan ketiga, ikut serta dalam kegiatan dan aktivitas warga dalam bekerja. Dan ini merupakan hal yang luar biasa karena bisa belajar dan mencoba hal baru. Selain itu, aktivitas berkebun lainnya seperti memanen dan menanam stroberi.

Hari keempat dan kelima, melakukan renovasi dinding cat Madrasah yang sudah usang, dengan target renovasinya pada pergantian warna dinding dan membersihkan area dalam madrasah, oiya madrasah ini dekat dengan warung warga, jadi kami bisa kerja sambil jajan hehe. Oiya saya, dika dan opung (Naufal) membantu pak dimdim dan waga untuk mengambil bambu ke hutan, rencana sih emang mau membantu tapi nyatanya kayanya jadi beban deh hehe…baru awal masuk hutan sepatu dika ter jeblos, dan itu sangat sulit ditariknya…jadi akhirnya, yapp kita diem disana aja nunggu warga turun hehe

Hari keenam dan ketujuh, ini bisa dibilang lebih fleksibel, karena kloter pertama akan ada pergantian dengan kloter kedua. Namun, aktivitasnya seperti biasa pada hari itu kami membantu para warga untuk memanem stroberi. Selain itu di siang hari, Saya dan beberapa mahasiswa lain bersama kang ogi, kang hakim, kang sandi dan tim dari PLN Asia Afrika mengunjungi beberapa rumah warga untuk mengecek dan mengedukasi terkait kondisi jaringan listrik rumah warga

(Kloter pertama sudah selesai, dan berganti kloter kedua) 

Mobil TNI dari kejauhan terlihat begitu besar, membawa beberapa mahasiswa yang mendedikasikan waktunya untuk mengabdi dan belajar bersama warga, yap! itu merupakan rombongan kloter 2 sudah datang ke desa Indragiri. 30 menit setelahnya mobil TNI tersebut kembali menuju kampus, untuk mengantarkan beberapa mahasiswa kloter  1 yang sudah satu minggu berada di desa untuk melakukan pengabdian. Terima kasih sudah Ikhlas membantu warga, semoga bermanfaat pengalaman dan ilmu barunya

Minggu kedua, beberapa program yang sudah dirancang seperti edukasi stunting, pembagian daun kelor dan perayaan 17 Agustus di lapangan akan diterapkan pada minggu ini

*sebelum itu mau info sedikit hehe..karena cuaca disana saat siang sangat terik dan malam hari dingin, hati-hati buat untuk yang  kulitnya sensitif karena rawan terjadi gosong dan memerah, dan hal itu dirasakan oleh saya sendiri karena gosong setengah wajah:) malu sih tapi yaudahlah ya…hmmm

Lanjut, hari ke delapan dan kesembilan masih Melanjutkan proses renovasi madrasah dan kloter kedua ini memang suka jalan-jalan ke kebun teh dan petik stroberi, jadi kita sering banget berkegiatan di bukit teh maupun di kebun warga, dan pada hari itu kami juga melaksanakan program berikutnya yaitu edukasi stunting dan penanaman daun kelor. Tim pemberdayaan diarahkan untuk keliling desa untuk membagikan pohon dan mengedukasi beberapa warga disana.

Hari kesepuluh kesebelas, hari hari menuju 17 agustus, kami menghias desa dengan berbagai orgnamen ornament kemerdekaan, seperti mengecat gapura, mamasang umbul-umbul dan lain lain dan selain itu kami menuju nyampai untuk survey jaringan Listrik camping ground bersama PLN Asia Afrika. Setelah itu kami berkunjung ke rumah pak kades untuk menginformasikan hasil survey dan berdiskusi terkait beberapa rencana untuk Program KKN tahun berikutnya

Hari kedua belas dan ketiga belas, program puncak dan terakhir yaitu perayaan HUT kemerdekaan 17 Agustus, dengan mengadakan berbagai macam lomba dan diikuti oleh masyarakat serta mahasiswa, acaranya meriah dan seru banget. hadiahnya disponsori oleh Ika Polban. Anak anak antusias dalam mengikuti perlombaan ini seperti tulisan pada gambar di baju salah satu anak yang ikut lomba “Kita Anak Indonesia, Kita Gembira”. 

Hari terakhir, hari Dimana persiapan untuk malam puncak, sebetulnya pada hari ini program-program tim pembedayaan sudah selesai, jadi diarahkan untuk membantu tim kreatif dalam mempersiapkan malam puncak nanti. Malam ini malam yang penuh haru, karena kami akan berpamitan dengan warga disana, dan yap tentunya akhir dari seluruh tim termasuk tim pemberdayaan dalam melakukan pengabdian ini

Keesokan harinya….

Tiba saatnya kepulangan, rasanya campur aduk karena ngga terasa selama 2 minggu begitu cepat, padahal perasaan baru kemarin datang…melalui pengmas akbar saya merasakan senyuman dan kasih sayang warga disana membekas diingatan.

Barang-barang kembali dibawa, tas-tas mahasiswa sudah dikumpulkan dilapangan serta mobil TNI saat itu sudah datang, tandanya kami sudah selesai dan akan mengakhiri kegiatan ini. Satu persatu mahasiswa naik ke atas mobil, dan beberapa lainnya mempersiapkan motor untuk kembali secara beriringan. Lambaian tangan warga-warga disana menandakan kalau kegiatan kami di terima oleh warga-warga, semoga kegiatan-kegiatan ini akan terus berlanjut seterusnya dan kami pengmas akbar 2022 terus dikenang.

Melalui Sepucuk Daun Teh - Wahyu Riyadhy

Melalui pucuk daun teh menjadi saksi perjuangan warga dalam memenuhi kehidupannya dan melalui pucuk daun teh kami merasakan kehangatan para warga

Lynta Fifi Afriliya

Satu Impian Kecil, Sejuta Perasaan: Ceritaku Mewujudkan Mimpi Anak-anak Ciparay

Satu tahun yang lalu sewaktu kami KKN, di malam hari ketika Lynta, Rahma, Teh Allysha dan Kang Mardi lagi bikin roket untuk praktek kegiatan alumni mengajar, tiba-tiba Kang Mardi nyeletuk “Lin, nanti mah kita ngajak anak-anak Ciparay ke Polban”… waktu pertama kali denger asbunnya Kang Mardi rasanya kepala tuh bilang “hah emang bakalan bisa?” “pake uang dari mana?” “kayaknya mustahil deh”, lalu Lynta jawab “gimana caranya kang? wkwkkw” dan Kang Mardi waktu itu cuman bisa ketawa nyengir, beliau bilang pasti bisa ajaa kalo ada rezeki mah pasti ada aja jalannya.

Alumni Mengajar KKN Tematik Polban 2023

Selang waktu, awal tahun 2024 ini, banyak banget temen-temen sosma yg ngedorong buat coba apply proposal ke belmawa. setelah banyaknya diskusi, pertimbangan sana-sini, bikin playlist buat ‘nge-PKM’ biar bikin proposalnya semangat, ngerjain rancangan proposal di Sarijadi Corner bareng Kadep Mivan sampe diusirnya sama yang punya cafe ~hehe, jujur ini emang kebiasaan kita waktu itu, nongkrong dimana mana sampe tempatnya tutup~ minta bantuan Kang Mardi buat cek dan revisi proposal, gunta-ganti judul yang dibantuin sama Adi, ajak-ajakin anak poljar buat gabung jadi tim PKM, kita sempurnain proposal, Uwi, Siwi, Felix dan Kak Opung (Naufal nama aslinya) yang ngebantu juga, selalu nyempetin buat diskusi, bimbingan dengan Sir Yazid (Dosen Pembimbing) yang sangat helpfull, memberikan saran a-b-c dan akhirnya kita apply proposal ke belmawa dengan drama salah mulu sampe pdf proposal kita banyak bgt untungnya ada Uwi yang selalu siap siaga revisian sampe detik-detik deadline pengumpulan proposal. Setelah pengumpulan proposal kita melepas penat sedikit dan hanya tinggal menunggu pengumuman lolos atau tidaknya si proposal.

jujur, lynta engga terlalu excited untuk nunggu pengumuman waktu itu. karena rasanyaa pkm kita engga bakalan lolos.

BUT, ONE DAY…

28 April 2024 Adi tiba-tiba kirim link pengumuman PKM Belmawa, dia bilang “selamat lin….” awalnya masih engga percaya sih soalnya manusia satu ini kelakuan sehari-harinya bercanda mulu 🙁 dan akhirnya Lynta klik, download pdfnya, terus iseng search nama “Lynta” soalnya kalo dicari satu-satu capek bgt karena isinya tuu lumayan banyak kann..

sambil gemeteran, mata Lynta tertuju dengan kata “1 found” agak nge-lag sedikit soalnya masih engga percaya 🙁

Lynta tuh mikirnya, ‘bjir’ emang kita bakalan bisa ngewujudinnya? ini beresiko bgt loh, aku takut gabisa, kayaknya better gausah dilolosin aja lah pkmnya 🙁 tapi, temen-temen poljar dan sosma selalu ngeyakinin kalo semuanya pasti bisa terlaksana dengan baik dan lancar.

Akhirnya, waktu berjalan dengan cepat.. pada tanggal 24 juni 2024, kami dari tim pkm pm dan beberapa volunteer dari Polban Mengajar sengaja menemui adik-adik yang sedang bersekolah untuk memberikan surprise ke mereka karena sebelumnya kami memang sengaja bilang ke guru untuk tidak memberitahukan kabar ini dulu. kami berhasil mengumpulkan adik-adik kelas 4-6 di satu ruangan dan Lynta bilang “nanti adik-adik kelas 4,5 sama 6 bakalan ke Polban!!” dan semua adik-adik di kelas itu menjerit bahagia. mungkin dipikirannya “yeay aku bakalan jalan-jalan, aku bakalan tau polban tuh kayak gimana, aku bakalan ke bandung!!!” dan lain sebagainya. 

Senyum bahagia mereka terpancar kala itu dan siapa menyangka, hanya dalam hitungan menit, berita bahagia tersebut sudah menyebar pada orang tua dan masyarakat di desa.

Singkat cerita, kami sudah rampung membentuk sebuah kapanitiaan, mematangkan ide program, membeli logistik, melengkapi semua persuratan internal dan eksternal untuk kegiatan ini dan dari setiap proses,  jujur surat menyurat ini yang melelahkan dan mengambil banyak sekali energi tapi alhamdulillah berkat kerja sama yang baik dan doa-doa baik, semuanya dapat terselesaikan.

Akhirnya, hari demi hari sudah kami lalui tak terasa hari ini adalah tanggal 27 Juli 2024 dimana tanggal yang kami janjikan adik-adik untuk bermain sambil belajar di Polban. malam hari sebelumnya, perasaan lynta campur aduk, bener-bener engga karuan, kepala lynta berisik banget dan banyak sekali ketakutan yang lynta pikirin.

Panitia dibagi menjadi dua, ada yang menjemput adik-adik dan ada yang stay di polban untuk menyambut adik-adik. alhamdulillah, subuh kala itu lynta dikabari kalo adik-adik sudah berangkat naik trucknya menuju titik jemput bus, dan alhamdulillah mereka bener-bener berangkat tepat waktu. ini semua berkat kesemangatan adik-adik dan kedisiplinan kakak-kakak juga, terima kasih banyak!!! Alhamdulillah juga, pagi itu bus adik-adik tidak terhadang macet sama sekali, jalanan begitu lancar, sehingga tidak memerlukan banyak waktu untuk sampai ke polban

Lynta menunggu bus adik-adik di pos satpam gerbang utama polban, dann ya ketika bus terlihat dari kejauhan, rasanya masih seperti mimpi bisa membawa adik-adik ke sini, lynta masih mencerna kejadian itu sembari mengikuti bus yang akan parkir dari belakang, adik-adik turun dan lynta melihat sendiri ekspresi adik-adik dan guru-guru. ada yang senyum bahagia, ada yang terheran-heran, ada yang kaget, dan ada yang masih ngantuk wkwkwk.
My Polban Dreams 2024

Acara di Polban berjalan dengan sangat baik dan lancar, adik-adik menari dan mendengarkan talkshow di student center, lalu kami ajak adik-adik keliling hanggar Aeronautika yang bahkan seorang mahasiswa Polban yang engga punya kepentinganpun tidak diizinkan untuk kesana, adik-adik sangat happy dan enjoy ketika mendengarkan penjelasana dari kakak-kakak mahasiswa teknik Aeronautika yang memakai seragam pilot itu!!!

Selanjutnya, adik-adik kami ajak ke DI Edutainment. yaitu sebuah wahana entertainment dan education mengenai pesawat terbang, adik-adik pun mendapat kesempatan untuk melihat pesawat lepas landas kala itu, selain itu mereka juga berkeliling diajak untuk melihat bagaimana pesawat itu dibuat dan masih banyak lagi. bahkan, adik-adik diberikan kesempatan untuk naik ke pesawat dan duduk di tempat pilot dan co-pilot!! dari bawah, lynta sangat amat bahagia dan berharap suatu saat nanti salah satu mereka bisa menerbangkan pesawat wkwkwk.

Alhamdulillah, ini adalah salah satu pencapaian besar bagi kami. acara hari itu sangat seru, terkendali dan menyenangkan sekali, dan kakak-kakak panitia dibanjiri banyak sekali doa baik dari adik-adik, para guru, dan orang tua siswa, alhamdulillah.

Kami yakin, suatu saat nanti adik-adik dapat melanjutkan pendidikannya dan menjadi semakin dekat dengan cita-citanya. kami harap, sampai kapanpun adik-adik tidak akan pernah melupakan hari itu, selamanya.

My Polban Dreams