Wahyu Riyadhy

Melalui Sepucuk Daun Teh

Pekatnya kabut dan hembusan udara dingin pagi hari dan embun segar yang masih menempel. Tidak menyurutkan semangat warga desa Indragiri dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebagaian besar Masyarakat menggantungkan hidupnya pada sebuah pucuk daun teh. Hari itu, 04 Agustus 2022 saya dan beberapa mahasiswa datang untuk belajar, mengabdi dan membantu warga disana, rasanya tidak sabar ingin segera memetik daun teh langsung dari batangnya…

Cuaca disana terik, ditambah sedang sibuk mempersiapkan pembukaan Pengmas Akbar 2022, jadi makin berkeringat dehhh. Satu persatu warga berdatangan, menuju Lokasi pembukaan di lapangan samping masjid. Terlihat antusiasme dan raut wajah warga yang mengharapkan kegiatan ini dapat membekas dihati mereka, hmmm, kala itu hanya bisa menghela nafas dan mengucap “bismillah” semoga acaranya lancar dan warga senang dengan kedatangan kita

Pada hari pelaksanaan saya ditunjuk oleh Ika sebagai ketua tim pemberdayaan Masyarakat meskipun “double job” karena saya juga sebagai koor Sponsorship, tapi dengan senang hati saya menyanggupi dan mengiyakan. Ya ginilah enaknya jadi divisi yang sibuk diawal, di hari pelaksanaan jadi bisa lebih enjoy hehe, oiya disini saya juga bareng Triana buat megang tim Pemberdayaan Masyarakat.

Melalui Sepucuk Daun Teh - Wahyu Riyadhy

Fungsi dan tujuan tim Pemberdayaan Masyarakat antara lain seperti membantu dan mengedukasi warga, membuat program-program berdasarkan kebutuhan pada saat itu dan tentunya pendekatan dengan warga, agar keterlibatan Polban dengan desa Indragiri terus terjaga, sehingga tahun berikutnya kami bisa diterima kembali 

Melalui pengmas akbar, saya jadi merasakan bagaimana rasanya menjadi warga desa Indragiri, yang mata pencaharian utamanya melalui daun teh ada juga yang mempunyai kebun stroberi dan kopi, Bahkan jarang sekali warga yang merantau ke luar, hampir sebagain besar memilih untuk bekerja di tanah kelahiran mereka. Padahal, desa ini desa yang indah, dikelilingi oleh hamparan perbukitan teh dan warga yang sangat ramah. Namun disana akses jalan cukup sulit dan pendidikan yang terbatas, semoga dengan kedatangan kita, bisa memberikan senyum yang lebih lebar lagi untuk anak-anak disana

2 tahun berlalu, masih cukup teringat beberapa kegiatan. Saya, triana, dan tim pemberdayaan lainnya selama 2 minggu merancang dan membuat beberapa program yang bisa diterapkan saat itu, mulai dari program keterlibatan kegiatan sehari-hari masyarakat, perayaan 17 Agustus, renovasi cat madrasah, edukasi stunting serta penanaman pohon kelor

Hari pertama, diawali dengan pendekatan dengan masyarakat seperti  mewawancarai beberapa masyarakat untuk mengobrol dan mengenal lebih jauh mereka, hal ini agar saat merancang program selanjutnya, sudah terdapat Gambaran apa yang akan dilakukan. Dan kebetulan disamping posko ada warga yang sedang membutuhkan bantuan untuk memanen singkong, dan tanpa berpikir Panjang kami langsung menuju Lokasi tersebut untuk membantu warga disana

Melalui Sepucuk Daun Teh - Wahyu Riyadhy

Hari kedua dan ketiga, ikut serta dalam kegiatan dan aktivitas warga dalam bekerja. Dan ini merupakan hal yang luar biasa karena bisa belajar dan mencoba hal baru. Selain itu, aktivitas berkebun lainnya seperti memanen dan menanam stroberi.

Hari keempat dan kelima, melakukan renovasi dinding cat Madrasah yang sudah usang, dengan target renovasinya pada pergantian warna dinding dan membersihkan area dalam madrasah, oiya madrasah ini dekat dengan warung warga, jadi kami bisa kerja sambil jajan hehe. Oiya saya, dika dan opung (Naufal) membantu pak dimdim dan waga untuk mengambil bambu ke hutan, rencana sih emang mau membantu tapi nyatanya kayanya jadi beban deh hehe…baru awal masuk hutan sepatu dika ter jeblos, dan itu sangat sulit ditariknya…jadi akhirnya, yapp kita diem disana aja nunggu warga turun hehe

Hari keenam dan ketujuh, ini bisa dibilang lebih fleksibel, karena kloter pertama akan ada pergantian dengan kloter kedua. Namun, aktivitasnya seperti biasa pada hari itu kami membantu para warga untuk memanem stroberi. Selain itu di siang hari, Saya dan beberapa mahasiswa lain bersama kang ogi, kang hakim, kang sandi dan tim dari PLN Asia Afrika mengunjungi beberapa rumah warga untuk mengecek dan mengedukasi terkait kondisi jaringan listrik rumah warga

(Kloter pertama sudah selesai, dan berganti kloter kedua) 

Mobil TNI dari kejauhan terlihat begitu besar, membawa beberapa mahasiswa yang mendedikasikan waktunya untuk mengabdi dan belajar bersama warga, yap! itu merupakan rombongan kloter 2 sudah datang ke desa Indragiri. 30 menit setelahnya mobil TNI tersebut kembali menuju kampus, untuk mengantarkan beberapa mahasiswa kloter  1 yang sudah satu minggu berada di desa untuk melakukan pengabdian. Terima kasih sudah Ikhlas membantu warga, semoga bermanfaat pengalaman dan ilmu barunya

Minggu kedua, beberapa program yang sudah dirancang seperti edukasi stunting, pembagian daun kelor dan perayaan 17 Agustus di lapangan akan diterapkan pada minggu ini

*sebelum itu mau info sedikit hehe..karena cuaca disana saat siang sangat terik dan malam hari dingin, hati-hati buat untuk yang  kulitnya sensitif karena rawan terjadi gosong dan memerah, dan hal itu dirasakan oleh saya sendiri karena gosong setengah wajah:) malu sih tapi yaudahlah ya…hmmm

Lanjut, hari ke delapan dan kesembilan masih Melanjutkan proses renovasi madrasah dan kloter kedua ini memang suka jalan-jalan ke kebun teh dan petik stroberi, jadi kita sering banget berkegiatan di bukit teh maupun di kebun warga, dan pada hari itu kami juga melaksanakan program berikutnya yaitu edukasi stunting dan penanaman daun kelor. Tim pemberdayaan diarahkan untuk keliling desa untuk membagikan pohon dan mengedukasi beberapa warga disana.

Hari kesepuluh kesebelas, hari hari menuju 17 agustus, kami menghias desa dengan berbagai orgnamen ornament kemerdekaan, seperti mengecat gapura, mamasang umbul-umbul dan lain lain dan selain itu kami menuju nyampai untuk survey jaringan Listrik camping ground bersama PLN Asia Afrika. Setelah itu kami berkunjung ke rumah pak kades untuk menginformasikan hasil survey dan berdiskusi terkait beberapa rencana untuk Program KKN tahun berikutnya

Hari kedua belas dan ketiga belas, program puncak dan terakhir yaitu perayaan HUT kemerdekaan 17 Agustus, dengan mengadakan berbagai macam lomba dan diikuti oleh masyarakat serta mahasiswa, acaranya meriah dan seru banget. hadiahnya disponsori oleh Ika Polban. Anak anak antusias dalam mengikuti perlombaan ini seperti tulisan pada gambar di baju salah satu anak yang ikut lomba “Kita Anak Indonesia, Kita Gembira”. 

Hari terakhir, hari Dimana persiapan untuk malam puncak, sebetulnya pada hari ini program-program tim pembedayaan sudah selesai, jadi diarahkan untuk membantu tim kreatif dalam mempersiapkan malam puncak nanti. Malam ini malam yang penuh haru, karena kami akan berpamitan dengan warga disana, dan yap tentunya akhir dari seluruh tim termasuk tim pemberdayaan dalam melakukan pengabdian ini

Keesokan harinya….

Tiba saatnya kepulangan, rasanya campur aduk karena ngga terasa selama 2 minggu begitu cepat, padahal perasaan baru kemarin datang…melalui pengmas akbar saya merasakan senyuman dan kasih sayang warga disana membekas diingatan.

Barang-barang kembali dibawa, tas-tas mahasiswa sudah dikumpulkan dilapangan serta mobil TNI saat itu sudah datang, tandanya kami sudah selesai dan akan mengakhiri kegiatan ini. Satu persatu mahasiswa naik ke atas mobil, dan beberapa lainnya mempersiapkan motor untuk kembali secara beriringan. Lambaian tangan warga-warga disana menandakan kalau kegiatan kami di terima oleh warga-warga, semoga kegiatan-kegiatan ini akan terus berlanjut seterusnya dan kami pengmas akbar 2022 terus dikenang.

Melalui Sepucuk Daun Teh - Wahyu Riyadhy

Melalui pucuk daun teh menjadi saksi perjuangan warga dalam memenuhi kehidupannya dan melalui pucuk daun teh kami merasakan kehangatan para warga

One Response

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *